BULLETIN WAKTU gabung yuk...

Asmaul husna

Sabtu, 14 Agustus 2010

'AdaKaH yAnG 5aLah daLaM PenAkU"

Aku lelah,Sahabat.
Lelah menapaki jalanan yang penuh kerikil ini.
Lelah berharap untuk sampai ke tujuan.
Lelah menanti suatu kepastian.
Lelah yang berganti menjadi keputusasaan.
Akankah kulanjutkan perjalananku?
Ataukah berhenti sampai di sini?

Keringat terus membanjiri sekujur tubuhku.
Air mataku tak henti-hntinya mengalir.
Seakan diri ini hanya menumpang jasad saja.
Semangatku hilang, entah kemana.

Kemarin, aku masih bisa bertahan.
Karena yakin jalan yang ku lalui adalah benar.
Tapi kini setelah melihat teliti, sadarlah aku.
Aku telah melakukan kekhilafan yang sangat besar.

Ada yang salah dalam penaku, tanpa pernah aku bermaksud demikian.
Ia berjalan cepat tanpa bisa kukendali lagi.
Ketika meluncur tajam, mengenai insan.
Sebagian menerimanya sebagai suatu hal yang wajar, namun beberapa orang menerimanya sebagai suatu hal yang janggal.

Aku terlanjur jujur menuliskannya.
Kejujuran penilaian segelintir orang akan karyaku, kejujuranku akan permintaan segelintir orang kepadaku, kejujuran akan keinginan dan usahaku untuk menghibur mereka, kutuliskan semua, hampir tak ada yang bersisa.

Namun ternyata sahabat, kejujuran itu memakan diriku sendiri.
Ibarat mengantar kertas ke dalam tungku perapian, aku terbakar, membakar diri sendiri.

Kejujuran itu memberi kesan aku penyebar aib,riya'!
Kejujuran itu memberi kesan aku ujub pada diriku.
Kejujuran itu memberi kesan aku mendoktrin seseorang.
Aku terkejut.

Padahal tidaklah begitu.
Ketika kutuliskan ia, kuleburkan diriku jadi satu.
Terkadang aku berperan menjadi seorang yang hina, akibat lalai menjaga diri.
Terkadang berperan sebagai anak yang melakukan kenistaan besar.
Terkadang berperan merindukan pernikahan barokah.
Terkadang pula aku berperan sebagai wanita yang dikhianati.

Aku merasa sakitnya, Sahabat.
Malu akan kebodohanku.
Seharusnya tak kubiarkan kejujuran itu membelenggu tubuhku, mencekik leherku, dan kini...sama artinya aku telah menggiring nyawa ke dalam api yang berkobar, menempatkan diriku sendiri dalam neraka jahannam.

Astaghfirullah, aku khilaf sahabat.
Padahal sesungguhnya apalah kau ini?
Aku tidak lebih baik dari mereka, malah cenderung kurang segala-galanya.
Hanya soal keberanian, bermodal niat dan harapan, supaya bisa menabung bekal kembali pada-Nya.


...
...
...
Ukhty, berhentilah menyalahkan dan menghujat dirimu.
Jika terus kau lakukan, itu sama artinya engkau mendzalimi diri sendiri.
Bukankah semua yang dituduhkan itu, tak pernah ada dalam hatimu?
Tak pernah terlintas dalam otakmu?
Sebuah keinginan untuk beroleh penghargaan ataipun nama besar.

Penilaian orang tidaklah sama satu dengan yang lainnya.
Tak mungkin engkau bisa memaksakan semua orang bisa menerima keberadaan diri dan tulisanmu.
Kitalah yang harus memahami dan mengerti mereka.
Dangan ilmu, dengan kepekaan hati, dan kecerdasaan pikiran.
Karena iu, belajarlah selalu.

Terkadang kita tidak menyadari apa kesalahan kitra jika tidak diberi tahu.
Karena itu, berterimakasihlah pada mereka yang telah mengingatkanmu, dan menginginkan kebaikanmu.
Jangan pernah ada rasa kecewa dan putus asa.

Sesungguhnya kegagalan, kesedihan, dan kepedihan adalah hal yang biasa dalam hidup ini.
Ibarat tubuh, kini dirimu sedang jatuh.
Maka, bangunlah!
Jatuh lagi... bangun lagi... dan begitulah seterusnya.
Bangkitlah terus!
Niscaya dirimu tak akan merasakan sakit.

Tidak ada kata putus asa bagi orang-orang yang beriman.
Man imanmu?
Mana kesabaranmu?
Keimananmu menjadikan engkau yakin pada-Nya, bahwa segala musibah yang engkau alamiada hikmah tersendri.

Milikilah sifat sabar, ikhlaslah menerima segala sesuatu, ridha menjalani hidupmu.
Dengan itu, engkau tak akan pernah lelah untuk menapaki hidup ini.
Berusahalah terus seakan engkau hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah terus seakan engkau mati esok.
Teruskanlah perjalananmu, masih banyak rintangan yang menanti, mari kita lanjutkan perjuangan ini!
...
...
...


Begitulah..
Terkadang aku lebih keras menasihati diri, itu tak lain supaya hati tidak melemah untuk tetap istiqamah di jalan-Nya.
(-,-)
..
Wahai sahabat, inilah diriku.
Demi Allah, tiada lain niatku mempersembahkan tulisanku kepadamu, Lillahi Ta'ala..
..
Ya Rabbi, tolong bimbing  jalan penaku ini.
Kan kurangkai kembali lembaran-lembaran manis bersama sahabat.
Semoga terjalin kembal silaturrahmi di antara kita.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, dapat kita petik hikmahnya dan menjadi bekal pulang saat kita menghadaap-Nya.
Amin ya Rabbal 'Alamin.

0 komentar:

Posting Komentar